MENU

CARI

Monday 7 February 2011

MAHABHARATA


Mahabarata bukanlah nama yang asing bagi telinga orang Indonesia. Kisahnya sudah sering kita dengar, terutama kelompok yang dikenal dengan sebutan: Pandawa Lima. Dalam kebudayaan Jawa dan Sunda, kisah ini menjadi sumur ide yang habis-habisnya dalam sajian wayang.
Isi mahabharata
Kisah Mahabarata dimulai dari perkawinan Raja Santanu dengan dewi Gangga yang melahirkan Bhisma. Raja Santanu juga memperistri Setyawati yang memberikannya anak, Citragada dan Wicitrawirya. Sayangnya, kedua anaknya itu gugur sebelum menghasilkan keturunan. Bhisma yang bersumpah untuk tidak menikah mencari jalan keluar untuk melanjutkan keturunan ras Kurawa. Singkatnya, para menantu Setyawati pun dibuahi oleh seorang resi yang melahirkan Destarastra yang buta dan Pandu yang berkulit pucat.
Dari pasangan Pandu dan dewi Kunti lahirlah Yudhistira, Bhima dan Arjuna. Sedangkan dari istrinya yang lain, dewi Madrim, Pandu memperanak Nakula dan Sahadewa. Kelima anak Pandu inilah yang menjadi tokoh protagonis dalam epik ini.
Destrarastra, sang raja memiliki seratus anak dari dewi Gandhari. Yang paling tua adalah Duryudana. Yang kedua, Dursasana. Dari kerakusan kedua bersaudara inilah lahir konflik belasan tahun antar keluarga, Kurawa versus Pandawa, yang berakhir dengan perang maha besar di padang Kurusetra.
Sebagaimana cerita kepahlawanan, maka Mahabarata sarat dengan filsafat dan wejangan bernapaskan ajaran Hindu. Salah satu puncak ajaran terkandung dalam kegalauan Arjuna untuk berperang seperti yang tertulis pada awal tulisan ini. Khrisna, sebagai penasehat utama pihak Pandawa memberikan petuah dan semangat kepada Arjuna yang semuanya terangkum sebagai Bhagawad-Gita.
Karma dan kelahiran kembali juga menjadi enerji bagi cerita besar ini. Kejadian karma yang pantas dicerna adalah kekalahan Karna, anak dewa Matahari yang berada dipihak Kurawa. Kebohongan dan kesalahan kecilnya justru mengakibatkan dirinya tidak mampu berkutik pada saat genting.
Naskah asli Mahabarata ditulis dalam bentuk syair dalam bahasa Sansekerta yang boleh jadi merupakan karangan terpanjang di dunia dengan lebih dari seratus ribu stanza. Tidak ada acuan yang pasti tentang siapa penulis pertama kisah ini, umumnya semua literatur merujuk pada satu nama: Vyasa. Entah itu merupakan nama satu orang (yang berarti resi bijaksana dan kekal) atau sederet penulis yang menggunakan nama yang sama.

Versi-versi Mahabharata

Di India ditemukan dua versi utama Mahabharata dalam bahasa Sansekerta yang agak berbeda satu sama lain. Kedua versi ini disebut dengan istilah "Versi Utara" dan "Versi Selatan". Biasanya versi utara dianggap lebih dekat dengan versi yang tertua.

Daftar kitab

Mahābhārata merupakan kisah epik yang terbagi menjadi delapan belas kitab atau sering disebut Astadasaparwa. Rangkaian kitab menceritakan kronologi peristiwa dalam kisah Mahābhārata, yakni semenjak kisah para leluhur Pandawa dan Korawa (Yayati, Yadu, Puru, Kuru, Duswanta, Sakuntala, Bharata) sampai kisah diterimanya Pandawa di surga.
1.      adiparwa
2.      shabaparwa
3.      wanaparwa
4.      wirataparwa
5.      udyogaparwa
6.      bhismaparwa
7.      dronaparwa
8.      karnaparwa
9.      salyaparwa
10.  sauptikaparwa
11.  striparwa
12.  santiparwa
13.  anusasanaparwa
14.  aswamedikaparwa
15.  asramawasikaparwa
16.  mosalaparwa
17.  mahaprastanikaparwa
18.  swargarohanaparwa

No comments:

Post a Comment