MENU

CARI

Friday, 27 May 2016

SULUK LING LUNG SUNAN KALIJAGA PUPUH 2


Dalam postingan sebelumnya kami telah menyajikan suluk ling-lung pupuh 1 karya sunan kalijaga lengkap dengan terjemah bahasa indonesia pada link berikut "Suluk Linglung Pupuh 1 karya Sunan Kalijaga". Untuk postingan kali ini kami akan menyajikan kelanjutan dari Suluk linglung Pupuh ke 2 karya sunan kalijaga lengkap dengan terjemah bahasa indonesia juga. Semoga dapat bermanfaat untuk anda dan menambah khazanah keilmuan kita semua.

KASMARAN BRANTA
PUPUH II ASMARADANA

1. Kapincut ingkang anulis, denira mirsa carita, duk kina iku wartane, Jeng Suhunan Kalijaga, rikala mrih wekasan, anggeguru kang wus luhur, anepi dhukuh ing Benang.

SULUK LING LUNG SUNAN KALIJAGA PUPUH 1


Dewasa ini karya sastra jawa agung mulai jarang ditemui, kali ini kami akan menyajikan beberapa karya-karya sastra yang cukup memiliki nama besar pada zamanya, diantara karya Sunan Kalijaga, waliyulloh yang dikenal luas oleh masyarakat sebagai salah satu anggota Walisongo. Sunan Kalijaga sendiri dikenal dengan metode dakwah merakyatnya melalui kesenian, tembang-tembang, permainan dan lainnya yang bersifat akulturasi budaya, menyatu dengan masyarakat. Kami sebisa mungkin juga akan menyertakan terjemah dalam bahasa indonesia sehingga dapat dipahami dan di serap dengan mudah oleh kita semua.

Beberapa karya-karya beliau diantaranya adalah sebagai berikut:

BRAMARA NGISEP SARI

PUPUH I DHANDHANGGULA

1. Jumadilawwal puruning nulis, Isnen Kliwon tanggal ping pisan, tahun Je mangsa destone, nenggih sengkalanipun, “Ngerasa sirna sarira Ji”, turunan saking kitab, Duryat kang linusur, sampun kirang pangaksama, ingkang maca kitab niki sampun kenging, kula den apuntena.

Wednesday, 25 May 2016

KIDUNG ATI TANGISE BUMI



Kidung ini disarikan dari lirik lagu karya yadhi's dengan judul Kidung Ati Tangise Bumi. Sebuah kidung yang berisi gambaran bencana-bencana alam yang dapat terjadi akibat kesalahan dan kelalaian manusia yang sifatnya merusak alam seperti pembalakan liar, membuka cagar alam menjadi bangunan atau wahana tertentu untuk kepentingan pribadi atau segolongan pihak saja tanpa memikirkan dampak buruk yang akan terjadi.