Dunia kesastraan mengenal prosa (Inggris: prose)
sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre lain. Untuk mempertegas keberadaan
genre prosa, ia sering dipertentangkan dengan genre genre yang lain, misalnya
puisi meskipun dalam perkembangan saat ini, ada puisi yang ditulis dengan
bahasa prosa. Sebaliknya, ada juga prosa yang memiliki ciri puitis puisi.
Istilah prosa sebenarnya mengarah pada pengertian yang
sangat luas. Ia dapat mencakup berbagai karya tulis yang ditulis dalam bentuk
prosa (bukan puisi atau drama) – tiap baris dimulai dari margin kiri penuh
sampai margin kanan. Dalam pengertian ini, tentu saja karya-karya nonfiksi juga
termasuk dalam pengertian prosa ini.
Dalam pengertian yang lebih khusus (kesastraan), prosa
juga disebut dengan istilah fiksi (fiction), teks naratif (narrative
text), atau wacana naratif (narrative discource). Istilah fiksi
dalam pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Karya fiksi
menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan
tidak terjadi secara sungguh-sungguh sehingga ia tidak perlu dicari
kebenarannya dalam dunia nyata. Sebagai sebuah karya imajiner, fiksi menawarkan
berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan atau hidup dan kehidupan. Pengarang
menghayati berbagai persoalan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkan
kembali melalui sarana fiksi menurut pandangannya. Oleh karena itu, fiksi dapat
diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif. Namun biasanya masuk
akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan antarmanusia. (Altenbernd
dan Lewis dalam Nurgiyantoro, 2000: 2–3).
Selain tema, plot atau alur juga merupakan unsur prosa
naratif yang penting. Plot adalah rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita.
Dilihat dari pengertian tersebut jelas bahwa plot merupakan unsur yang sangat
penting. Alur cerita itulah yang membuat cerita bisa dipahami. Tentulah tidak
akan ada cerita jika tidak ada alurnya. Namun, dalam karya sastra (fiksi)
sebuah plot bukan sekadar jalan cerita. Kejadian demi kejadian itu saling
berkaitan sehingga terjadi rangkaian sebab-akibat. Dalam sebuah cerita, plot bertujuan
mencapai efek emosi dan artistik tertentu.
-
hikayat, - sage,
-
epos, - fabel,
-
ode, - mitos, dan
-
dongeng, - legenda.
No comments:
Post a Comment